Cinta sampai mati


Di Usia Senja Mereka Bersatu dalam Cinta
SEBELUMNYA diceritakan, balon dan galuh yang sudah memutuskan untuk menikah dengan rela membatalkannya. Mereka ikhlas berpisah demi keluarga.balon merelakangaluh menikah dengan seorang lelaki yang dijodohkan oleh keluarga galuh. Persaudaraan di antara mereka pun tetap terjalin. Ketika mereka menikah dengan pasangannya masing-masing, mereka saling mengunjungi. Bahagiakah mereka? Inilah akhir dari kisahnya yang ditulis Budiartana Made. Semoga bermanfaat.

DI Bali galuh tinggal di rumah orang tuanya. Orang tuanya bekerja sebagai petani dan berkebun sayur mayur. Karena merasa tidak enak tinggal di orang tuanya, akhirnya galuh membangun rumah permanen di samping rumah adiknya.

Setelah memiliki rumah, galuh membuka dharma wacana bagi ibu-ibu di kampung itu. Setiap pagi, siang, sore, hingga malam hari di rumahnya tak pernah sepi orang datang. Hanya saja dia tidak dapat melayani undangan untuk dhrama wacana di luar daerah, padahal tidak sedikit yang mengundangnya. Alasannya karena ia ingin istirahat menikmati masa tua sambil mengajar dharma wacana ibu-ibu.

Lama lama balon tahu bahwa galuh sudah menjanda dan sekarang pulang ke kampung halamannya. Terdorong oleh rasa penasaran ia mencoba datang untuk bersilaturahmi sambil melepas rasa rindu yang sudah lebih setengah abad tenggelam.

Ternyata benar juga, meskipun keduanya sudah kakek-kakek dan nenek-nenek, jalinan kasih yang dahulu telah terpadu kembali mekar. Baik galuh maupun balon samasama merasakan kerinduan di dadanya. Rasa cinta yang dulu terputus tetap mekar di hati mereka masing-masing. Lalu keduanya bersepakat untuk menyambungkan kembali tali kasih yang dulu terputus. Namun untuk menuju pernikahan perlu waktu, karena mereka harus berkonsultasi dengan anak-anak mereka yang kini sudah dewasa dan berumah tangga.

Seandainya anak mereka sudah mengizinkan, maka pernikahan bukanlah menjadi halangan. Tujuan mereka hanya satu, saling menitipkan diri karena sudah sama-sama tua. Sebaliknya jika ada di antara anakanak mereka yang tidak setuju, tentu membutuhkan waktu yang cukup untuk mendiskusikan dan meyakinkannya agar mereka ikhlas ayah dan ibunya berumah tangga di kala usia renta.

Ternyata benar juga hampir semua anakanak galuh tidak setuju, kecuali si bungsu yang maish kuliah. Mereka tidak setuju karena merasa malu ibunya menikah di saat usia sudah mendekati 70 tahunan. Galuh diharapkan oleh anak-anaknya jangan menikah lagi, karena semua keperluan hidup di Bali dijamin oleh anak-anaknya.

"Kami merasa malu ibu menikah dengan kakek-kakek. Toh meski tidak menikah lagi ibu tetap dihormati orang lain termasuk oleh kami anak-anak Ibu," begitu kata Dika anak galuh nomor dua.

"Ibu ingin menikah lagi, untuk menghindari dosa lama. Ibu sibuk dengan kegiatan di rumah," kata galuh. Dika tetap ngotot dan bersikeras agar ibunya membatalkan niatnya untuk menikah dengan balon. Begitu juga dengan adik dan kakaknya, tak menghendaki ibunya bersuami lagi. Sebetulnya galuh tak mau mengumbar apa yang selama ini tersimpan dalam hatinya, yaitu dulu semasa kecil hingga remaja pernah menjalin tali kasih dengan balon. Kisah seperti itu tak perlu diketahui siapa pun termasuk anak-anaknya.

Ya! Karena sudah tak tahan menerima ancaman dan hambatan dari anak-anaknya akhirnya rahasia yang tersimpan selama ini ia ceritakan semuanya kepada anak-anaknya. Ternyata kisah pribadi yang dilontarkan galuh cukup menyentuh perasaan mereka hingga hati mereka pun menjadi luluh. Mereka akhirnya mengerti akan alasan itu. Ihsan yang semula bersikeras menolak ibunya untuk menikah, akhirnya dialah yang pertama kali mengizinkan ibunya menikah dengan balon.

"om nama siwa, semua anakanakku ikhlas dan merestui serta merelakan aku untuk melaksanakan doa yang ku panjatkan, menikah dengan balon," ungkap galuh sambil melakukan sembah syukur di hadapan anak-anaknya.

Berbeda dengan yang dialami keluarga balon. Keempat anaknya mempersilahkan ayahnya menikah lagi. Meski dalam hati kecil mereka pun kurang rela ayahnya menikah lagi. Namun apa daya karena balon terus ngotot dengan alasan agar ada yang menyayangi dan mengurus dirinya, maka semua mengizinkannya.

Pada tahun 2004 bertepatan dengan bulan buleleng, balon menikah dengan galuh. Acara pernikahan dihadiri semua anak, menantu, serta cucu cucu dari masing-masing pasangan pengantin pria dan wanita yang sudah renta itu. Pernikahan balon dan galuh bagi membuat rekan dan tetangga mereka geleng-geleng kepala, karena mereka tahu bahwa di masa lalu kedua psangan pengantin pernah menjalin hubungan tali cinta bahkan berencana untuk menikah.

Ternyata cinta yang dulu pernah tumbuh dan kemudian hilang hampir setengah abad, kembali tumbuh. Cita-cita untuk menjalin rumah tangga dulu menjadi kenyataan, meski keduanya sudah berada di usia renta. Itulah salah satu kekuasaan sang hyang widhi.

Hubungan suami istri antara galuh dan balon terjalin mesra. Setiap datang waktu subuh keduanya bersama-sama pergi ke pura melaksanakan ssembahyang trisandya. Demikian pula waktu siang dan sore selalu bersama-sama berangkat ke pura. Bahkan balon di beri kesempatan untuk menjadi pemimpin doa.

Hanya lima tahun hubungan pernikahan antara balon dan galuh berlangsung. Tuhan berkehendak lain. Ketika keduanya mau  menengok anak dan menantu di Makassar, kendaraan yang ditumpanginya menabrak sebuah pohon di kawasan jalan raya. Akibat kejadian itu galuh menderita luka parah sementara balon hanya menderita luka ringan.

Selama dua minggu galuh dirawat di rumah sakit, kondisi kesehatannya terus menurun dan akhirnya galuh mengembuskan napas terakhirnya di pangkuan suami tercinta, balon.

Setelah galuh meninggal, balon mulai sakitsakitan. Karena sakit terpaksa harus meninggalkan rumah mantan istrinya dan tinggal berasama anak bungsu perempuan. Berkalikali dirawat di rumah sakit kesehatannya terus menurun. Selang seratus hari setelah meninggalnya galuh,  balon pun meninggal. Sebelum meninggal pernah berpesan kepada anak-anaknya agar dikuburkan di samping makam galuh. **

0 comments:

Post a Comment